Sungguh berat untuk mengatakan bahwa semakin bertambahnya tahun maka semakin dekat pula umur kita ke akhir hayat. Pencapaian / harapan di 2018 yang belum tercapai serta berlanjut ke 2019 hingga akhirnya masih terlanjut kembali di tahun 2020 ini. Banyak hal yang menjadikan beberapa bagian resolusi yang tidak tercapai salah satunya adalah karena kurang keyakinan akan hal yang akan di eksekusi dari bagian tersebut.
Resolusi di tahun 2020 ini tidak banyak list ditambahakan untuk perubahan namun lebih kepada penyelesaian dari bagian resolusi di tahun sebelumnya. Harapannya semua dapat terselesaikan atau ‘done’ untuk list yang terpending.
Rasa-rasanya menyenangkan jika hari demi hari dijalanin dengan beribadah dengan baik & benar, bersosialisasi, bercengkerama bersama dengan keluarga & menghidupkan suasana serta lingkungan yang kondusif. Kunci utama dalam keharmonisan keluarga saling berkomunikasi serta mengajak kepada hal yang positif.
Ide & kreatifitas adalah tambahan list di resolusi tahun ini yang InsyaAllah ingin lebih digali serta dicapai untuk memahat pribadi lebih bermakna, bernilai & bermanfaat serta tidak mengesampingkan hal mendasar sebagai insan manusia pada hakikatnya.
Semoga tahun 2020 penuh dengan kejutan yang lebih baik lagi & menjadikan diri lebih banyak beribadah, bersyukur & beramal.
Berkurban merupakan hal mendasar yang dimiliki setiap insan muslim yang ingin mengabdikan dirinya kepada Tuhannya Yang Maha Esa atas segala berlimpahnya kemudahan, kesehatan dan rezeki serta keselamatan atas dirinya maupun keluarganya. Tidak hanya itu saja seorang muslimin ketika hal ini di lakukan (kurban) mereka ingin segala amal dan ibadahnya tidak menjadikan sia-sia belaka melainkan mendapatkan balasan yang setimpal kelak di akhirat.
Sebagai insan muslim yang baik dan benar saatnya untuk menjadikan pribadi yang tau benar apa itu hak dan kewajiban. Menahan segala amarah, menjadikan segala sesuatunya di hadapannya dapat membangun dirinya dan mengantarnya untuk perubahan lebih baik lagi.
Semoga di hari berkurban ini para pemimpin kita bisa menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki iman dan taqwa.
Saya adalah orang yang mengeyam bangku pendidikan selama 14 tahun namun sadar ataupun tidak saya merasakan ilmu yang di dapat di bangku pendidikan formal tersebut tidak banyak merubah keadaan pribadi saya baik dari pola pikir, atitude maupun mental saya (ini menurut pendapat saya loh…). Artinya saya tidak benar-benar bisa dikatakan “berubah”. Beranjak dari proses yang kurang mumpuni itulah saya mulai berfikir ada apa dengan pendidikan yang pernah saya enyam selama itu. Dan akhirnya saya hanya bisa melihat dari jauh seorang penuntut ilmu melalui pendidikan formal namun pencapaiannya hanya berakhir di atas selembar kertas yang berisikan sebuah nilai dan resume selama dia mengeyam pendidikan. Lantas di benak saya ingin bertanya “Nak.., apakah dengan ini (menunjuk selembar kertas tersebut) kamu dapat bertahan hidup ?” tapi sudahlah itu hanya paradok dari pikiran konyol saya. Toh… juga negara ini juga masih dikategorikan negara berkembang yaa apa boleh buat. Sehebat apapun kita berfikir, berusaha dan berkarya jika faktor pengalinya nol yaa… tetap saja tidak ada hasilnya :).
Kaitannya dengan judul di atas adalah Ilmu apapun yang telah dipelajari hendaknya bisa langsung di implementasikan ke lapangan atau bahasa nyelenehnya “doing on field”. Ini hanya di lihat dari “kacamata” saya aja loh… atau perspektif saya pribadi. Tidak ingin menggurui dan saya juga tidak senang dengan apa yang sudah berjalan begitu saja hingga menjadikan budaya yang tidak baik dimana budaya tersebut membuat yang salah menjadi benar dan atau sebaliknya. Itulah kenapa kita perlu study ke lapangan agar dapat mengetahui apakah ilmu kita dapat diterpakan, sesuai dengan kebutuhan ataupun dapat merubah pola pikir di sekitar kita menjadi lebih baik. Buat apa banyak prestasi pendidikan di dapat tetapi tidak merubah sedikit pun lingkungan di sekitar baik lingkungan keluarga maupun lingkungan tempat tinggal. Benar apa benar yaa…?.
Ada sebuah kata-kata yang pernah di dengar & coba saya renungkan :
“Dirimu yang sekarang adalah usaha yang telah kamu kerjakan selama ini”
Maksud dari kata-kata tersebut adalah yang ada pada diri kita saat ini baik yang kita miliki maupun yang sedang terjadi merupakan hasil perbuatan ataupun usaha yang kita lakukan pada masa lampau dan bisa dikatakan sebuah akumulasi perbuatan terdahulu. Jadi jangan pernah menyalahkan diri sendiri tetapi cobalah untuk mengingat apa yang sudah dilakukan pada saat terdahulu. Baik buruknya prilaku yang kita perbuat di masa lampau ataupun saat ini akan kita rasakan di masa yang akan datang. Dan cobalah untuk semaksimal mungkin melakukan yang terbaik di setiap harinya maupun waktu dengan memanfaatkan sebaik mungkin dan tolong di ingat jangan pernah muncul perasaan pamrih atau mengharapkan sesuatu dari perbuatan baik tersebut. Sepatutnya perbuatan baik tersebut kita kembalikan kepada Dzat Yang Maha Mulia yakni Sang Khaliq melalui do’a yang terucap melalui lisan dengan penuh rasa keikhlasan.
Mudahan pembaca maupun penulis bisa lebih baik lagi dalam melangkahkan kaki demi berjuang untuk menghidupi diri sendiri maupun keluarga yang dicintai serta diamanahi. Tidak luput selalu merefleksikan diri terhadap cermin kehidupan yang penuh dengan dinamika dan ketidak pastian. Akhir kata dalam tema ini mari kita renungkan dan membenahi sikap yang tidak baik dari perbuatan maupun lisan yang terucap secara langsung dan tidak langsung.
Salam hangat,
Abi Uwais @Balikpapan (Kota dengan slogan BERIMAN)
Tidak terasa bulan penuh sejarah sudah terlewatkan menyambung kembali bulan selanjutnya September 2014. Perlu ada langkah kecil untuk mendapatkan langkah yang besar. Perlu pemikiran besar untuk mendapatkan cita-cita yang besar.
“Jangan mudah menyerah karena manusia di ciptakan sebagai pemenang”
“Kemerdekaan tidak habis pada hari di proklamasikan-nya kemeredekaan saja melainkan berkesinambungan sampai akhir hayat bangsa ini. Perjuangan hidup & menegakkan kebenaran adalah nilai dari kemerdekaan itu sendiri.”
Untuk Bangsaku mari bersama membangun kehidupan yang berakhlak & beragama dengan sikap sebaik-baiknya manusia.
—————————–
@Balikpapan
Menikmati kemerdekaan dengan mencicipi kuliner nasi kuning buatan istri sendiri.
Sudah sekian lamanya tidak pernah lagi mengeyam bangku sekolah & itu bukan berarti tidak lagi berhenti belajar atau berhenti sebagai pelajar. Karena ilmu itu tidak akan habis di makan masa/zaman. Ilmu itu sangatlah luas cakupannya & tidak seorang pun di dunia ini yang dapat mematok/membatasi sampai mana ilmu itu dapat dikuasai. Adalah kita sebagai manusia seyogyanya bisa memposisikan diri sebagai pelajar sejati, karena hidup memerlukan pembelajaran yang terus-menerus sampai akhir hayat. Dalam ilmu islam yang dapat membantu/menolong ketika di alam barzah/kematian adalah 3 hal :
1. Ilmu yang bermanfaat
2. Amal jariyah.
3. Anak yang sholeh.
Dan kenapa ilmu dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang dapat menolong tuannya?, dikarenakan yang membedakan seseorang dengan lainnya adalah ilmu & juga dengan ilmu kita akan di tinggikan derajatnya seperti janji Sang Khaliq. Di dunia pun bisa terlihat perbedaan ketika seseorang itu memiliki banyak ilmu sama yang tidak.
Untuk medapatkan ilmu harusnya kita memposisikan sebagai pelajar yang bersungguh-sungguh seperti kita bekerja keras membanting tulang demi mencukupi kehidupan keluarga. Jika ingin menguasainya atau mengetahuinya wajib untuk kita belajar mencari tahu agar nantinya menjadi faham & mengerti.
“Sebagai pelajar (penuntut ilmu) sebuah usaha, tawakal & istiqomah adalah kunci dari keberhasilan dalam mencapai apa yang di inginkan.”
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang terlahir di dunia. Karena dengan belajarlah segala sesuatunya akan menjadi tahu. Menjabarkan perjalanan hidup dengan berupaya menuntut ilmu adalah suatu hal yang mulia terlebih lagi ilmu tersebut bermanfaat bagi umat manusia. Jikalau dia muslim akan menjadikan sebuah amalan yang akan menemaninya ketika di alam kubur. Dan sebuah nasehat yang baik adalah tuntutlah ilmu & jadikanlah ilmu itu jalan menuju ketenangan lahir & batin.
OPEN MIND FOR THE BETTER LIFE 